Games masa orientasi siswa




















Kemudian giliran no 2, no. Permainan tidak perlu diulang dan hanya untuk anak pria. Penilaian :Barung regu yang nilainya terbanyak juaranya. Aturan bermain : Anak-anak bermain dalam bentuk selat berhadap-hadapan yang kiri diberi nama Raja, yang kanan diberi nama Ratu.

Pembina memberi aba : Ra.. Barisan kanan cepat mengejar dan menepuk barisan kiri, yang kena di tepuk harus berhenti. Permainan diulang lagi. Dalam memberi aba-aba tidak harus urut, boleh juga menyebut kata lain, misalnya rumah, rajin dsb, untuk menjebak anak-anak. Posisi awal : Lingkaran besar di tenga-tengah diberi tanda lingkaran dengan garis tengah 1,5 m.

Pembina berada didekat lingkaran tengah. Aturan bermain : Anak-anak berbaris berbentuk lingkaran besar,sambil berjalan dan bernyanyi gembira dengan tepuk tangan bila Pembina meniup peluit, anak-anak berlari ke lingkaran yang di tengah. Permainan dimulai lagi.

Langkah-langkah : Peserta dibagi dalam dua kelompok yang sama banyak bila jumlah peserta ganjil, seorang pemandu bias masuk dalam salah satu kelompok. Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan tugasnya dengan benar dan cepat. Sebelum pertandingan dimulai bias di coba terlebih dahulu untuk memastikan apakah aturan mainnya sudah dipahami dengan benar. Tangkai sapu di mainkan sebagai benda yang ada hubungannya dengan karakter yang di bayangkan, bukan sebai tangkai sapu.

Kalau para peserta melihat satu karakter yang sama dengan yang sudah diperagakan, yang sedang memperagakan itu diminta untuk mengganti karakternya. Di saat seorang peserta memperagakan satu karakter, peserta yang lain boleh ikut main dengan karakter itu boleh menggunakan lebih dari satu benda, misalnya, tangkai sapu dan kain lap.

Tergantung kapasitas para peserta bila kelompok dapat menyekesaikan tugasnya sebelum hitungan ke 10 mereka boleh langsung jongkok untuk menunjukan bahwa mereka telah selesai melakukan tugas. Tujuan :. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali.

Gerakan tangan mengikuti arah gerak pandangan dan menelusuri garis wajah pasangannya. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan, umur, keluarga, dan sebagainya waktunya cukup 5 menit saja untuk tiap peserta. Tujuan : Permainan ini dimaksudkan bagi kelompok yang saling kenal nama masing-masing,agar lebih akrab,serta memberipengalaman didepan forum.

Langkah-langkah : Peserta bersama pemandu berdiri dalam lingkaran. Pemandu menjelaskan aturan permainan sbb :. Peserta ketiga menyebutkan nama pesrta pertama dan kedua ditambah dengan namanya sendiri, begitu seterusnya sampai selesai. Poses ini diulangi lagi dengan arah berlawanan, di mulai dari peserta terakhir menyebutkan rantai nama tersebut. Buat lingkaran, setiap peserta bergiliran menyebutkan nama panggilan, umur, tempat asal, pekerjaan, lalu peserta lain menirukan begitu seterusnya sampai selesai satu putaran.

Putaran ke dua, semua peserta mengulangu lagi secara bersama-sama data pribadi tersebut, dengan urutan seperti semula. Peralatan : Kain yang lebar sprei. Jumlah pemain : semua pemain masuk dalam regu. Waktu : 10 menit. Tujuan : Saling mengenal nama. Peserta dibagi dalam 2 kelompok.

Kedua regu saling berhadap-hadapan. Tetapi diantara kedua regu itu dibentangkan kain yang lebar, sehingga kedua regu tidak dapat saling melihat.

Permainannya ialah : setiap regu menentukan wakilnya untuk menebak wakil kelompok lain tetapi juga ditebak. Wakil kedua kelompok berlutut berhadapan. Agar supaya lebih seru para pemain ini boleh saling memperlihatkan kaki atau sepatu. Pemimpin menghitung sampai 3 dan pada hitungan ketiga itu kain diturunkan tiba-tiba.

Kedua wakil itu harus adu cepat untuk menebak siapa wakil lawannya. Wakil regu yang cepat menebak dengan tepat, mendapatkan angka untuk regunya. Peralatan : Perangko. Jumlah pemain : Berapa saja.

Waktu : bervariasi, tergantung jumlah pemain dan kemampuan mengobservasi. Instruksinya : Tiap peserta harus mencari perangko tersebut dan bila mereka telah melihatnya, mereka harus duduk diam dan tidak boleh berkata apa pun.

Akan sangat lucu memperhatikan peserta-peserta terakhir. Dan tentu saja peserta yang paling akhir duduk adalah yang kalah. Peralatan : Sebatang kapur. Jumlah pemain : Bebas. Waktu : Biasanya menit. Anak-anak berdiri membentuk lingkaran dan di depan mereka digambar garis dengan kapur. Tiap anak harus menyentuh garis tersebut.

Satu atau dua orang anak akan melompat dan jelas mereka akan dikeluarkan. Permainan ini cukup popular dan menyenangkan. Tujuan : Memberikan kegiatan mengurangi kekikukan peserta dalam berintegraksi dengan peserta lain dan menambah ketertiban peserta dalam proses belajar. Mintalah peserta berdiri dalam lingkaran. Jelaskan bahwa kegiatan berikut adalah permainan yang di beri nama kapal tenggelam. Minta peserta membayangkan bahwa mereka sedang naik kapal.

Tiba-tiba kapal mau tenggelam. Nahkoda memerintah seluruh penumpang untuk naik ke sekoci perahu penyelamat. Nahkoda adalah anda,sekoci adalah anggota badan peserta yang saling bersentuhan. Pemandu bisa melanjutkan dengan memberikan perintah lainnya. Seperti : siku, tiga, artinya tiga peserta harus saling mentautkan siku mereka atau : pipi, dua. Teruskan permainan sampai dirasa cukup. Mereka membayar mahal untuk sekolah, namun ketika masuk, malah diperlakukan sebagai badut dan alat menyalurkan balas dendam.

Perlukah MOS yang seperti itu? Apa ada faedahnya bagi mereka? Selamat, kalian melatih mental mereka menjadi gila seutuhnya dengan teriakan, atribut, dan hal-hal lain yang aneh.

Ini adalah alasan mengapa saya tidak pernah menjadi panitia MOS atau aktif organisasi di sekolah. Toh memang kepuasan manusia tidak akan ada ujungnya, maka dari itu, memutus mata rantai senioritas tentu saja susah. Di dunia sekolah, perkuliahan, ataupun dunia kerja, masalah senioritas, selalu ada. Aku senior di sini. Kamu junior. Aku pernah jadi junior yang diperlakukan secara tidak enak. Maka giliran kalian. Mungkin kurang lebih demikian pemikiran mereka yang pernah diperlakukan secara tidak enak oleh senior.

Apa gunanya menyuruh para junior memakai atribut yang tidak manusiawi? Alibi pelatihan mental untuk melatih mental mereka agar lebih berani, saya rasa tidak dapat diterima. Alibi memanfaatkan barang bekas sebagai bahan daur ulang yang bisa dipakai tidak dapat diterima karena setelah acara MOS selesai, maka itu akan kembali menjadi sampah. Lalu apa? Alibi apalagi yang dapat kalian paparkan? Di dunia perkuliahan, dalam masa ospek, ada yang namanya seksi disiplin. Atau yang namanya komdis.

Saya juga tidak faham kenapa kebanyakan dari mereka harus berteriak dengan tidak sabar menyuruh para maba berjalan atau berlari cepat ketika berkumpul ke suatu tempat. Saya tidak faham mengapa mereka harus bersuara keras ketika bicara, saya tidak faham pengajaran etika seperti apa yang hendak mereka tunjukkan. Saya kurang memahami esensi kedisiplinan dengan korelasi wajah yang garang. Saya sedikit miris ketika melihat berita dan video yang tersebar di linimasa media sosial saya tentang ospek yang tidak ramah di salah satu universitas di Indonesia.

Dimana didalam video itu ada mahasiswa baru yang jalan jongkok untuk naik tangga, dan minum dari bekas temannya. Keterlaluan dan tidak manusiawi sama sekali. Dimas yang merupakan taruna tingkat pertama sekolah pelayaran tersebut dinilai tidak kompak serta tak respek jika berhadapan dengan para seniornya.

Apa tujuannya dari mereka? Apa mereka masih mempunyai kewarasan? Ini jelas mencoreng dunia pendidikan tanah air. Dunia pendidikan harusnya melahirkan sumber daya yang terdidik. Dunia pendidikan harusnya menempa orang-orang yang berpendidikan dan berpikiran waras.

Apa gunanya MOS atau Ospek sendiri? Untuk mengenalkan lingkungan tempat kita belajar bukan? Bukan sebagai pengenalan pendidikan militer dan ajang balas dendam atau pelampiasan masa lalu.

Konsepnya bukan seperti itu. Taburkan sedotan dibawa bambu sebagai ularnya. Permainannya, setiap tim bekerja sama dalam waktu singkat harus mampu melingkarkan sedotan pada bambu diatasnya sebanyak mungkin. Jarak individu dalam tim harus 1 rentangan tangan.

Letakan bola dalam gayung di depan pemain paling depan. Saat komando mulai, maka pemain di depan mengambil bola dan mengestafet gayung ke pemain dibelakangnya.

Pemain di depan yang memegang bola mengoper bola ke pemain belakang dengan melempar dan pemain belakang menangkap bola dengan gayung bola tidak boleh jatuh. Saat bola sudah di tangan, maka pemain yang sudah mendapat gayung harus melakukan hal yang sama dengan pemain di depan sebelumnya. Aturannya, saat mengestafet gayung dan melempar bola, dilarang untuk melihat ke belakang dan pandangan harus kedepan. Setelah bola dan gayung berada pada pemain paling akhir, maka pemain paling akhir harus berlari dengan jigjag melewati seluruh pemain di depannya dengan cepat ke barisan paling depan.

Peserta besama pemandu berdiri di dalam lingkaran Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut : Salah seorang menyebutkan namanya dengan suara keras agar terdengar oleh setiap peserta, kemudian peserta yang berdiri di sebelahnya kiri atau kanan menyebutkan nama peserta pertama tadi ditambah dengan namanya sendiri. Peserta ketiga menyebutkan nama peserta pertama dan kedua ditambah dengan namanya sendiri, begitu seterusnya sampai selesai.

Proses ini diulangi lagi dengan arah berlawanan, dimulai dari peserta yang terakhir menyebutkan rantai nama tersebut. Buat lingkaran, setiap peserta secara bergiliran menyebutkan nama panggilan, umur, tempat asal, pekerjaan, lalu peserta yang lain menirukan, begitu seterusnya sampai selesai satu putaran.

Putaran kedua, semua peserta mengulangi lagi secara bersama-sama data pribadi tersebut, dengan urutan seperti semula. Bila peserta terlalu banyak menguras pikiran atau berdebat tanpa penyelesaian yang memuaskan pada kegiatan sebelumya, hal ini akan sangat mempengaruhi konsentrasi mereka untuk mengikuti kegiatan berikutnya.

Tujuan : Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan emosinya. Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali raffia kira-kira sepanjang 2 jengkal. Mintalah mereka meniup balon masing-masing. Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya. Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruang belajar. Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon orang lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut. Beri aba-aba untuk mulai.



0コメント

  • 1000 / 1000